Monday, March 7, 2011

Misi Misterius Pesawat AS

Vehicle 2 (OTV-2) diluncurkan ke angkasa dari Cape Canaveral dengan menggunakan roket Atlas 5 sebagai bagian dari misi misterius militer AS. (Foto: Defense Update)

Angkatan Udara Amerika Serikat telah meluncurkan Pesawat Luar Angkasa Robotik 37B yang kedua dalam misi misterius. Pesawat mini tanpa awak berjenis X-37B yang dikenal dengan nama Orbital Test Vehicle 2 (OTV-2) tersebut diluncurkan ke angkasa dari Cape Canaveral dengan menggunakan roket Atlas 5.


Seorang komandan luar angkasa Angkatan Udara AS menulis di akun Twitter-nya, "Peluncuran roket Atlas 5 dan miniatur pesawat ulang alik X-37B kedua Amerika."

Peluncuran pesawat ulang alik tersebut tertunda selama satu hari karena kondisi cuaca yang buruk dan kendala teknis yang menyebabkan X-37B kehilangan satu jendela peluncuran, sebuah katup yang rusak harus diganti dalam perbaikan di saat-saat terakhir.

Peluncuran tersebut merupakan misi luar angkasa kedua program X-37B. Pesawat X-37B Angkatan Udara yang pertama, yang dikenal dengan nama OTV-1, kembali ke bumi pada Desember 2010 setelah menjalankan misi misterius perdana selama tujuh bulan.

Peluncuran tersebut dilakukan pada hari yang sama saat roket lain mengalami kegagalan peluncuran di Pangkalan Udara Vandenburg, California. Roket Taurus XL yang membawa satelit cuaca Glory buatan NASA gagal membawa pesawat ke orbit karena bagian hidung roket tidak memisahkan diri pada waktunya. United Launch Alliance (ULA), pembuat roket Atlas 5, mengatakan bahwa kegagalan roket tersebut tidak akan berpengaruh pada operasi mereka.

"Kami mengetahui kegagalan peluncuran Glory," kata Michael Rein, juru bicara ULA. Ia menambahkan bahwa peluncurak X-37B tetap berjalan sesuai jadwal.

Pesawat tersebut terlihat agak mirip pesawat ulang alik NASA. Panjangnya 8,8 meter dan lebarnya 4,5 meter dengan bagian tengah pesawat yang besarnya seukuran truk pickup.

Menurut laporan Fox News, para pejabat AU AS mengatakan bahwa pesawat ulang alik yang buatan Boeing atas pesanan militer AS tersebut mampu terbang dalam misi yang lebih lama karena memiliki sistem tenaga surya yang memungkinkan pesawat tersebut mengangkasa di orbit hingga sembilan bulan lamanya.

Yang masih menjadi tanda tanya adalah apa yang dilakukan pesawat tersebut selama mengitari bumi sekian lama karena muatan dan misi yang dijalankan pesawat tersebut dirahasiakan.

China dan Rusia sama-sama mengungkapkan kekhawatiran bahwa X-37B adalah senjata luar angkasa, namun Angkatan Udara AS membantah tudingan itu dan mengklaim bahwa pesawat luar angkasa tersebut dipergunakan untuk menguji perangkat keras dan instrumen baru seperti sistem sensor dan pemandu, serta sistem kendali dan navigasi.

Brian Weeden, seorang mantan analis orbit Angkatan Udara, mengatakan, "(Pesawat) itu memungkinkan Angkatan Udara menguji sejumlah perangkat keras ini."

Weeden menduga X-37B adalah alat uji coba bagi Badan Pengintaian Nasional, yakni badan intelijen yang bertugas membuat dan mengoperasikan satelit mata-mata AS.

Kerahasiaan seputar X-37B memantik rumor bahwa pesawat itu ditugasi menangkap atau menghancurkan satelit musuh. Tapi, para pakar mengatakan bahwa X-37B terlalu kecil dan kurang mampu bermanuver untuk menjadi senjata luar angkasa.

Misi utamanya mungkin adalah menjadi alat uji coba sensor luar angkasa dan perlengkapan satelit generasi berikutnya, kata para pakar.

"Menurut saya memang itu misinya," kata Weeden yang kini menjadi penasihat teknis untuk Secure World Foundation.

Weeden menambahkan, manuver OTV tidak sulit dipantau. Ia mengatakan bahwa pengamat angkasa amatiran pun bisa melihat OTV-1 pada misi perdananya. 

No comments:

Post a Comment