Tuesday, January 25, 2011

Ngompol Selama Sanggama, Kok Bisa?


Mengeluarkan air seni selama hubungan seksual, dan tidak mampu mengendalikannya (inkontinensia), terjadi pada banyak wanita. Tak semua wanita mau terbuka membicarakan, karena takut dan mengira dialah satu-satunya pemilik masalah.

Seorang dokter melakukan survei terhadap kunjungan wanita di klinik uronologinya dan menemukan bahwa 24 persen memiliki masalah inkontinensia selama hubungan seksual (British Journal Obstetric and Gynaecology 1988; 95:377-81). Sekira dua-pertiganya mengalami inkotinensia saat Mr P memasuki Miss V (penetrasi), sedangkan sekira sepertiga lainnya mengalami inkontinensia hanya pada saat orgasme.

Penyebab inkontinensia

Dipaparkarn Dr Margaret Stearn pada Embarrassing Problems, penyebab inkontensia bisa karena kandung kemih yang mudah iritasi atau juga kelemahan pada leher kandung kemih. Kebocoran urine pada saat orgasme (tetapi tidak pada penetrasi), terutama terkait dengan iritasi kandung kemih, sedangkan kebocoran saat penetrasi bisa jadi pertanda lemahnya leher kandung kemih (European Urology 2007).

Sekira 1 dari 5 wanita yang mengalami kesulitan menahan buang air kecil sepanjang harinya juga mengalami kebocoran urine (inkontinensia) selama hubungan seksual. Namun ada pula yang mengalami kebocoran urine selama hubungan seksual, tapi tidak pada waktu lainnya.


Solusi inkontinensia

Lalu, apa saja jalan keluar untuk masalah inkontensia. Berikut di antaranya,:

1. Kosongkan kandung kemih (buang air kecil) Anda sebelum berhubungan seks.

2. Kurangi mengonsumsi minuman yang mengandung kafein dan alkohol.3. Jangan minum cairan berlebihan—tidak lebih dari 1,5 liter selama 24 jam.

4. Diskusikan masalah dengan dokter Anda, terutama jika Anda memiliki kebocoran urine di luar waktu berhubungan seks.

5. Dokter mungkin akan meresepkan oxybutynin atau obat yang mirip. Obat tersebut lebih membantu untuk Anda yang mengalami kebocoran urine pada saat orgasme daripada selama penetrasi (European Urology 2007). Anda harus mengonsumsinya sekira 1 jam sebelum berhubungan seks.

6. Atau, dokter mungkin dapat meresepkan imipramine yang dikonsumsi pada malam hari. Biasanya, jenis obat ini diberikan sebagai antidepresan, tetapi juga memiliki efek pada kandung kemih (itu mengapa obat tersebut digunakan pula untuk mengobati kebiasaan mengompol pada anak-anak). Jika dokter Anda meresepkan obat tersebut, maka penyebab kebocoran urine Anda bisa dikatakan akibat masalah kandung kemih, bukan karena ia menilai bahwa Anda sedang depresi. Untuk masalah inkontinensia, dosis obat yang diberikan akan lebih rendah daripada untuk depresi.

7. Jika solusi di atas tak juga menyelesaikan masalah, sebaiknya minta rujukan ginekolog, terutama yang mengkhususkan diri pada uronologi. Operasi untuk memperkuat leher kandung kemih mungkin tepat untuk Anda. Sayangnya, operasi ini berhasil mengendalikan kebocoran urine selama hubungan seksual hanya pada dua pertiga wanita.Pada akhirnya, Anda dan pasangan mungkin ingin berdamai dengan masalah, dan menikmati kehidupan seks meski ada masalah inkontensia. Namun jika menyebabkan masalah besar dalam hubungan, atau memengaruhi kepercayaan diri, Anda bisa memulai sesi konsultasi pada konselor psikoseksual.

No comments:

Post a Comment